TRIBUNNEWS.COM – Seorang sandera Israel-Inggris tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel lebih dari sebulan lalu, The Guardian melaporkan.
Nadav Popplewell (51) ditangkap oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober.
Ibunya, Channah Peri (79) dibawa bersamanya namun dibebaskan pada 24 November.
Sebelum mengumumkan kematian Popplewell pada Sabtu (11/5/2024), Hamas merilis video pria berusia 51 tahun tersebut.
Dilansir Aljazeera, dalam video yang diunggah ulang di media sosial dan dikutip media Israel, pria tersebut terlihat mengenakan kaus putih dan mengidentifikasi dirinya sebagai Nadav Popplewell, 51, dari Kibbutz Nirim di Israel selatan.
Teks yang ditumpangkan dalam bahasa Arab dan Ibrani berbunyi:
“Sudah waktunya. Pemerintahmu berbohong.”
Video yang diposting di saluran Telegram kelompok bersenjata Hamas adalah video tahanan ketiga yang dibebaskan dalam waktu kurang dari sebulan.
Pada tanggal 27 April, Hamas merilis video yang memperlihatkan dua tahanan, Keith Siegel dan Omri. Omri Miran dan Keith Segal dalam video Hamas (via ynetnews)
Tiga hari lalu, Hamas juga merilis video lain yang menampilkan Hersh Goldberg-Polin.
Video ini muncul di tengah meningkatnya tekanan dalam negeri terhadap pemerintah Israel untuk menjamin pembebasan tahanan yang tersisa.
Para pejabat Israel mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa perundingan pertukaran dan gencatan senjata antara Israel Ann dan Hamas tidak gagal sepenuhnya.
Pejabat tersebut mengatakan kepada Ynet bahwa “negosiasi tidak langsung akan dilanjutkan jika ada jawaban dari Hamas bahwa kami dapat bekerja sama.
Hamas pada Jumat (10/5/2024) mengatakan upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata telah mencapai tahap baru karena Israel menolak rencana mediator internasional.
Sementara itu, setidaknya 34.971 orang tewas dan 78.641 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 bulan Oktober, Aljazeera melaporkan.
Jumlah korban tewas terkini di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober telah mencapai 1.139 orang dan puluhan lainnya masih berada di penjara.
Pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata “segera” ketika pasukan Israel “membom” Jabalia di Gaza utara.
Serangan itu menyebabkan beberapa warga Palestina tewas dan terluka, menurut laporan media People
Serangan itu terjadi ketika Israel melancarkan serangan regional baru di wilayah tersebut, beberapa bulan setelah mengumumkan bahwa Hamas telah “dihancurkan” di wilayah tersebut. Seorang pria menunggang kuda bersama seorang wanita dan barang-barang miliknya saat mereka mencapai daerah Daraj di Kota Gaza pada 11 Mei 2024 di tengah bentrokan yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel Israel dan Hamas. (STR/AFP) (AFP/-)
Para pejabat UE dan PBB telah memperingatkan serangan besar-besaran di Rafah setelah tentara Israel memperluas evakuasi di kota yang merupakan rumah bagi 1,4 juta warga Palestina.
Di sisi lain, puluhan ribu orang ikut serta dalam demonstrasi menentang pemerintah di Israel.
Tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu semakin meningkat.
Para pengunjuk rasa menuntut Netanyahu segera membuat kesepakatan untuk mengembalikan para tahanan ke Gaza.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)