Laporan jurnalis Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pada 2018-2023, jumlah anak Indonesia yang tidak mendapatkan vaksinasi akan mencapai 1,8 juta anak.
Jumlah bidan harus ditambah seiring dengan dokter umum.
Bendahara Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Indra Supradevi, MKM, mengatakan pihaknya mendukung program pemerintah dan berperan dalam menerapkan pendekatan persuasif untuk meningkatkan penerimaan dan permintaan vaksin di berbagai kalangan.
Dalam kegiatan Pekan Imunisasi Nasional 2024 yang diadakan di Jakarta pada hari Rabu di seluruh Indonesia, kami berharap hanya 50% dari 8.300 desa di Indonesia yang saat ini mendapat dukungan dari pemerintah dengan memulangkan bidan. Desa mempunyai bidan. (15 Mei 2024).
Dr Indra mengatakan bidan dapat memberikan pengetahuan luas tentang penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
“Bidan dapat memberikan informasi mengenai manfaat vaksinasi pada semua usia dan cara menangani komplikasi vaksin serta keamanan vaksin kepada pasien sehingga terfasilitasi dalam diskusi mengenai vaksinasi.”
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah bidan di Indonesia pada tahun 2022 berjumlah 336.984 bidan, meningkat 16,73% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 288.686 bidan.
Di sisi lain, WHO memperkirakan lebih dari 140.000 orang meninggal akibat campak pada tahun 2018, dengan mayoritas kematian terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Selain itu, 24,1 juta kasus dilaporkan terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2014, dengan jumlah kematian tertinggi (53%) terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Ketua Satgas Vaksin IDAI GS. Dr Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan IDAI mendorong dukungan pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi dan meningkatkan ketersediaan vaksin sesuai pedoman terbaru.